Hari Ini, Israel dan Hamas Sepakat Gencatan Senjata

Ilustrasi anak-anak pengungsi di Gaza/Pixabay

FAKTA GRUP – Setelah lebih dari 15 bulan pertempuran yang memakan banyak korban jiwa, penjajah Israel dan gerakan pejuang Palestina, Hamas, akhirnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Kesepakatan ini diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman, dan Menteri Luar Negeri Qatar.

Mohammed bin Abdulrahman mengonfirmasi bahwa mediator dari Qatar dan Mesir telah berhasil memfasilitasi tercapainya kesepakatan ini. Gencatan senjata direncanakan akan dimulai pada 19 Januari 2025, dengan implementasi awal yang dijadwalkan berlangsung selama 42 hari.

Sebagai bagian dari kesepakatan, 33 tahanan Israel akan dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah tahanan Palestina, yang rinciannya dirahasiakan.

Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) juga akan bekerja sama untuk memastikan bahwa kesepakatan tersebut dilaksanakan dengan baik, serta menyediakan mekanisme untuk memantau dan menangani setiap kemungkinan pelanggaran.

Qatar berharap agar tidak ada operasi militer yang dilakukan menjelang penerapan kesepakatan tersebut. Menteri Luar Negeri Qatar menekankan bahwa negosiasi ini difasilitasi oleh pihak Qatar dan Mesir, dengan dukungan diplomatik dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump, yang memberikan tekanan kepada Israel untuk mencapai kesepakatan ini.

Hamas menyambut gencatan senjata ini sebagai pencapaian besar bagi rakyat Palestina dan perjuangan mereka. Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyebutkan bahwa kesepakatan ini merupakan titik balik dalam perjuangan kami melawan musuh, dan sebuah langkah menuju pencapaian tujuan kami untuk pembebasan dan pengembalian.

Konflik yang berlangsung selama 467 hari ini telah menyebabkan lebih dari 46.000 warga Palestina syahid, dan kesepakatan gencatan senjata ini diharapkan dapat mengakhiri kekerasan yang telah mengguncang kawasan tersebut selama lebih dari setahun.

Dengan dimulainya kesepakatan ini pada 19 Januari, dunia berharap bahwa perdamaian sementara ini dapat memberikan kesempatan bagi proses rekonsiliasi yang lebih luas dan mengurangi penderitaan rakyat Palestina yang terus berlanjut di Jalur Gaza.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *