FAKTA GRUP – Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, memberikan penjelasan penting terkait peristiwa Isra Mi’raj, khususnya mengenai turunnya perintah salat.
Menurut Gus Baha, umat Islam perlu memahami bahwa tidak boleh ada kesalahpahaman mengenai pengurangan jumlah salat dari lima puluh waktu menjadi lima waktu.
Dalam penjelasannya, Gus Baha menegaskan bahwa keyakinan yang mengatakan Allah mengurangi jumlah shalat setelah bertemu Nabi Muhammad dapat merusak akidah. Hal ini karena pemikiran tersebut seolah menunjukkan bahwa Allah melakukan evaluasi atau perubahan pada ilmunya, yang bertentangan dengan ajaran tauhid.
Gus Baha menjelaskan bahwa sejak awal, Allah sudah mengetahui bahwa perintah shalat lima puluh waktu akan dikurangi menjadi lima. Meski demikian, pengurangan tersebut merupakan bentuk anugerah dari Allah kepada umat Islam.
Setelah pertemuan Nabi Muhammad dengan Allah, shalat lima puluh waktu tetap dihargai dengan pahala yang setara, meskipun jumlahnya hanya lima waktu.
“Sejak awal, Allah sudah mengetahui bahwa lima puluh waktu itu akan dikurangi. Tidak ada evaluasi ulang yang dilakukan Allah. Itu sudah menjadi takdir yang ditentukan sejak zaman azali,” ujar Gus Baha.
Pernyataan ini mengingatkan umat Islam untuk tetap menjaga pemahaman yang benar tentang tauhid dan tidak menyimpang dari ajaran yang telah diajarkan Nabi Muhammad.