Faktamedan.id, INTERNASIONAL – Pemerintah Malaysia memanggil manajemen TikTok karena dianggap lamban menangani penyebaran berita palsu dan konten berbahaya di platformnya.
Menteri Komunikasi Malaysia, Fahmi Fadzil, menegaskan bahwa pihaknya kecewa terhadap respons TikTok. Bahkan, ia harus langsung menghubungi CEO TikTok, Shou Zi Chew, untuk menyampaikan protes.
Kasus terbaru yang memicu langkah ini adalah beredarnya konten dari seorang pengguna TikTok yang mengaku sebagai ahli patologi. Ia menyebarkan klaim palsu terkait kematian seorang remaja terkenal.
Fahmi menegaskan kasus ini adalah kejahatan serius. Namun, TikTok dinilai tidak sigap memberikan data penting yang dibutuhkan kepolisian dalam penyelidikan.
“Respons TikTok sangat lamban. Ini membuat kami harus menegur langsung agar mereka mematuhi hukum Malaysia,” kata Fahmi.
Selain TikTok, pemerintah Malaysia juga akan memanggil Meta. Perusahaan induk Facebook dan Instagram itu dinilai lalai dalam mengatasi:
- Penyebaran konten berbahaya
- Kasus pornografi anak
- Penipuan daring yang merugikan masyarakat
Menurut Fahmi, semua platform digital wajib mematuhi hukum setempat. Pemerintah berkomitmen memperketat pengawasan agar masyarakat lebih terlindungi dari konten berbahaya.
“Setiap perusahaan digital harus tunduk pada aturan yang berlaku. Perlindungan warga adalah prioritas utama,” tegasnya.(dms)