Faktamedan.id, JAKARTA – Pengunduran diri Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, mengejutkan publik.
Keponakan Presiden Prabowo Subianto itu menyatakan mundur dari DPR. Pengumuman disampaikan pada Rabu (10/9/2025).
Keputusan ini diambil setelah pernyataannya dalam sebuah podcast menuai polemik. Pernyataan tersebut diedit oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Koordinator Tim Hukum Merah Putih, C. Suhadi, menilai keputusan Rahayu Saraswati patut diapresiasi.
Menurutnya, tindakan tersebut menunjukkan sikap bijak. Hal ini juga menunjukkan rasa malu yang seharusnya dimiliki setiap anggota dewan.
“Saras mundur bukan karena tak mampu bekerja,” ujar Suhadi. “Justru kinerjanya di atas rata-rata,” tambahnya.
Namun, Saraswati sadar DPR kini berada di titik nadir.
Kritik DPR: Parlemen Kehilangan Arah dan Kapasitas
Suhadi menilai DPR saat ini kehilangan roh sebagai lembaga legislatif. Hal ini terbukti dari maraknya demo yang menuntut pembubarannya.
Ia mengatakan, parlemen kini lebih dipenuhi figur artis dan tokoh populer. Namun, sedikit diisi oleh sosok intelektual yang kompeten.
“Kalau partai saat PAW berani memilih kader terbaik, DPR bisa kembali berfungsi maksimal,” tegasnya.
Suhadi menekankan peran besar DPR dalam sistem trias politica. Peran tersebut mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan.
Oleh karena itu, anggota dewan seharusnya memiliki kapasitas intelektual yang memadai. Bukan sekadar popularitas atau modal finansial.
“Kalau tidak mampu bekerja dengan baik, mundurlah secara terhormat,” kata Suhadi.
Ia juga mengingatkan bahwa fenomena lemahnya kualitas wakil rakyat tidak hanya terjadi di DPR pusat. Hal ini juga terjadi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Menutup Kritik DPR dengan Seruan Evaluasi Menyeluruh
Suhadi menutup pernyataannya dengan seruan. Ia menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap anggota dewan di semua tingkatan.
“Dewan adalah lembaga terhormat,” pungkasnya. “Maka harus diisi orang-orang yang betul-betul paham kerja legislatif.”
Mereka juga harus berorientasi pada kepentingan rakyat. Bukan sekadar menjadi etalase politik.
Pengunduran diri Rahayu Saraswati menjadi momen penting. Momen ini menunjukkan bahwa ada anggota dewan yang sadar. Sadar akan kondisi lembaganya.
Tindakan ini bisa menjadi pengingat bagi anggota dewan lainnya.
(*Drw)