Gencatan Senjata 24 Jam: Hamas Minta Israel Mundur Demi Selamatkan Dua Sandera

Hamas Desak Israel Gencatan Senjata untuk Selamatkan Sandera
Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata?/(Ilustrasi/@pixabay)

Faktamedan.id, INTERNASIONAL – Sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, mengeluarkan pernyataan mendesak kepada militer Israel pada hari Minggu, 28 September 2025. Mereka meminta penghentian sementara serangan udara dan penarikan pasukan dari sebagian wilayah Kota Gaza. Desakan ini bukanlah tanpa alasan kuat. Hamas mengklaim langkah ini diperlukan untuk memungkinkan upaya penyelamatan dua sandera Israel di Gaza yang nasibnya kini tidak diketahui.

Permintaan gencatan senjata ini muncul di tengah intensitas konflik yang terus memanas. Situasi kemanusiaan dan militer di Gaza berada dalam kondisi yang sangat genting. Pernyataan resmi Hamas menunjukkan betapa seriusnya ancaman terhadap nyawa para tawanan.

Hilangnya Kontak dan Syarat Spesifik Hamas

Dalam pernyataan resminya, Brigade Al-Qassam menyebut bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan kedua sandera tersebut. Hilangnya kontak ini diduga kuat diakibatkan oleh operasi militer intensif Israel. Operasi tersebut dilancarkan di dua lingkungan di selatan Kota Gaza dalam 48 jam terakhir.

Syarat Gencatan Senjata yang Diajukan

Hamas memberikan syarat yang sangat spesifik untuk mengaktifkan upaya penyelamatan. Mereka menuntut dua hal:

  1. Pasukan Israel harus segera mundur ke arah selatan Jalan 8.
  2. Israel harus menghentikan semua operasi udara selama 24 jam penuh.

Menurut Hamas, jeda waktu 24 jam ini harus dimulai pada pukul 18.00 hari itu juga. Gencatan senjata singkat ini mutlak diperlukan. Ini bertujuan memberikan ruang bagi tim mereka melakukan pencarian dan upaya penyelamatan terhadap kedua sandera Israel di Gaza yang hilang.

“Nyawa kedua tahanan berada dalam bahaya nyata,” tulis pernyataan Brigade Al-Qassam, menunjukkan betapa gentingnya situasi.

Konflik Berdarah dan Prospek Perdamaian

Desakan gencatan senjata ini muncul di tengah konflik yang telah memakan puluhan ribu korban jiwa. Perang ini dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan itu menewaskan sekitar 1.219 warga Israel. Sebagai balasan, serangan masif Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 66.005 orang. Mayoritas korban tewas adalah warga sipil.

Di tengah kecaman internasional, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap bersumpah. Ia berjanji untuk menuntaskan misinya melawan Hamas. Sikap keras ini membuat prospek gencatan senjata jangka panjang dan perdamaian terasa semakin jauh. Upaya penyelamatan dua sandera Israel di Gaza ini menjadi titik fokus baru dalam negosiasi yang buntu.

(*Drw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *