Proyek Kereta Cepat Whoosh Disebut “Busuk”, Luhut Diduga Cuci Tangan dan Didesak Tanggung Jawab

Kereta Cepat Whoosh "Busuk"? Luhut Diduga Cuci Tangan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Ketua Umum PB PASI, Luhut Binsar Pandjaitan, meresmikan Pusat Pelatihan Atletik PB PASI di Pangalengan, Jawa Barat. Foto: Herry/kemenpora.go.id

Faktamedan.id,NASIONAL – Pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengenai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) yang ia sebut “busuk sejak awal” menuai kritik tajam. Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, mendesak Luhut agar tidak Cuci Tangan dan harus ikut bertanggung jawab atas kerugian serta beban utang yang ditimbulkan proyek tersebut.

Dalam keterangannya pada Selasa (21/10/2025), Muslim Arbi mempertanyakan sikap Luhut yang seolah membiarkan proyek tersebut tetap berjalan, meskipun diklaim sudah mengetahui kebobrokannya sejak awal.

“Berarti Luhut tahu bahwa proyek kereta cepat… memang barang busuk. Kenapa dia tidak cegah atau dia beri masukan ke Presiden Jokowi agar jangan diteruskan atau dihentikan?” tanya Muslim Arbi.

Membiarkan Proyek Busuk Berjalan dan Dugaan Markup

Muslim Arbi menilai, jika Luhut sudah mengetahui masalah proyek Kereta Cepat Whoosh namun membiarkannya, maka Luhut harus ikut bertanggung jawab. “Malah membiarkan barang busuk itu tetap dikerjakan dan kondisinya menimbulkan beban negara hingga saat ini,” tegasnya.

Lebih lanjut, Muslim Arbi menyinggung adanya dugaan markup atau penggelembungan biaya dalam proyek yang dikerjakan oleh konsorsium KCIC tersebut. “Bahkan ditengarai proyek itu dimarkup tiga kali lipat. Itu artinya suatu kejahatan yang sengaja dilindungi oleh Luhut dong. Dan itu berarti Luhut juga tahu dong. Kok dibiarkan?” cecarnya. Pernyataan ini memperkuat tuntutan agar Luhut tidak hanya melempar kritik, tetapi juga bertanggung jawab atas proses yang telah berjalan.

Disinggung Soal Jebakan Utang China

Muslim Arbi juga menyoroti bahwa proyek Kereta Cepat Whoosh sejak lama ditengarai sebagai bagian dari jebakan utang China (debt trap China). Sebagai seorang purnawirawan tentara, ia menilai Luhut seharusnya memahami teori intelijen mengenai strategi jebak-menjebak semacam itu.

“Apakah Luhut sadar menggiring negara masuk dalam jebakan China?” tanya Muslim.

Muslim Arbi menyimpulkan bahwa Luhut tidak seharusnya melempar pernyataan kontroversial tersebut tanpa mau memikul tanggung jawab. “Jadi Luhut jangan Cuci Tangan dengan pernyataan Whoosh itu barang busuk dari awal. Dia harus ikut bertanggung jawab bersama Jokowi yang memaksakan Whoosh barang busuk tersebut,” pungkasnya. Kritik ini menuntut adanya transparansi dan pertanggungjawaban penuh atas pengelolaan proyek strategis nasional yang menimbulkan beban utang bagi negara.

(*Drw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *