Bank Indonesia Kurangi SRBI: Perlonggar Likuiditas dan Perkuat Transmisi Kebijakan Moneter

BI Perlonggar Likuiditas, Kurangi Penerbitan SRBI
Bank Indonesia/scsht net

Faktamedan.id, NASIONAL – Bank Indonesia (BI) memperlonggar kebijakan likuiditas di pasar keuangan. Langkah ini dilakukan dengan mengurangi penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi ekspansi moneter. Tujuannya adalah menjaga kestabilan sistem keuangan sekaligus memperkuat transmisi suku bunga acuan (BI-Rate) ke sektor riil.

Berdasarkan data bank sentral, posisi outstanding Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menurun signifikan. Angka ini turun dari Rp916,97 triliun pada awal 2025 menjadi Rp707,05 triliun per 21 Oktober 2025. Meskipun turun cukup tajam, BI menegaskan bahwa SRBI tetap akan menjadi salah satu instrumen utama dalam operasi moneter.

SRBI Tetap Menjadi Instrumen Utama Kebijakan Moneter BI

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, memberikan penjelasan terkait peran SRBI.

 “SRBI sebagai instrumen moneter akan tetap ada,” kata Juli Budi Winantya.

Juli menjelaskan, SRBI berfungsi ganda, yaitu sebagai instrumen kontraksi maupun ekspansi likuiditas. Fungsinya tergantung pada arah Kebijakan Moneter BI yang ditempuh. Instrumen ini menjadi sarana penting. Ini memastikan transmisi kebijakan suku bunga berjalan efektif hingga ke sektor riil. Tujuannya adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Perubahan jumlah penerbitan SRBI lebih mencerminkan dinamika kebutuhan likuiditas di pasar uang,” ujarnya.

BI Siapkan Instrumen Moneter Baru: BI-FRN

Dalam upaya memperdalam pasar keuangan domestik, BI juga tengah menyiapkan instrumen baru. Instrumen ini bertujuan memperluas bauran Kebijakan Moneter BI. Bank sentral akan memperkenalkan BI-FRN (Floating Rate Note). Selain itu, BI juga mengembangkan Overnight Index Swap (OIS) untuk tenor di atas overnight.

 “Instrumen ini akan ditambah dengan BI-FRN untuk memperkaya instrumen sekaligus memperdalam pasar keuangan,” ungkap Juli.

Langkah diversifikasi tersebut diharapkan dapat membentuk struktur suku bunga yang lebih baik. Struktur ini diharapkan lebih mencerminkan transaksi riil di pasar uang. Hal ini juga memperkuat efektivitas Kebijakan Moneter BI dalam menjaga inflasi dan stabilitas sistem keuangan nasional. Pengurangan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) terjadi di tengah siklus pelonggaran moneter BI. Hal ini menyusul stabilnya inflasi dan menguatnya cadangan devisa.

(*Drw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *