Kinerja Polri Pemberantasan Narkoba Setahun Awal Prabowo: 214 Ton Narkotika Dimusnahkan

Kinerja Polri Pemberantasan Narkoba: 214 Ton Dimusnahkan
Ir. R. HAIDAR ALWI, MT. (Pemikir Bangsa/Wakil Ketua Dewan Pembina Ikatan Alumni ITB). (Dok. Ist)

Faktamedan.id, NASIONAL – Kinerja Polri Pemberantasan Narkoba selama periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025 dinilai sangat luar biasa dan layak mendapatkan apresiasi tinggi. Disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, Polri melakukan pemusnahan barang bukti narkoba sebanyak 214,84 ton. Barang bukti ini senilai Rp29,37 triliun, yang berasal dari 49.306 kasus dan melibatkan 65.572 tersangka.

Capaian ini memberikan gambaran konkret tentang betapa serius dan masifnya operasi yang telah dilakukan Polri selama satu tahun awal pemerintahan Presiden Prabowo. Karenanya, wajar bila kemudian Presiden Prabowo secara terbuka memuji kinerja Polri di tengah sentimen negatif yang masih beredar terhadap institusi tersebut.

Pemusnahan Narkoba 214 Ton Dimusnahkan ini setara dengan menyelamatkan lebih dari 629,93 juta jiwa. Jika mengambil jumlah penduduk Indonesia per semester I 2025 sebanyak 286 juta jiwa sebagai basis, upaya Polri ini secara teoritis mencakup lebih dari dua kali lipat populasi nasional yang “terselamatkan”. Ini merupakan sinyal kuat bahwa Polri tidak hanya menegakkan hukum dan melayani masyarakat, tetapi juga berperan penting dalam menjaga masa depan bangsa.

Tiga Poin Capaian Kinerja Polri

Keberhasilan masif ini dapat dilihat dari tiga aspek utama:

1. Sisi Kuantitas dan Skala Operasi

Volume Narkoba 214 Ton Dimusnahkan adalah angka yang sangat besar. Ini melambangkan bahwa Polri telah mampu menghentikan ribuan jaringan dan aliran narkotika dalam skala nasional. Nilai barang bukti yang mencapai Rp29,37 triliun juga menegaskan bahwa aspek ekonomi dari kejahatan narkoba telah diincar secara serius. Mengamankan barang bukti sebesar itu dalam setahun adalah pencapaian yang mengesankan.

2. Sisi Jumlah Kasus dan Tersangka

Sebanyak 49.306 kasus dengan 65.572 tersangka menunjukkan bahwa Polri tidak hanya fokus pada “bandar” jaringan besar saja. Namun, operasi ini juga menyentuh ratusan sampai ribuan pelaku di berbagai tingkat jaringan. Penanganan skala besar ini membutuhkan koordinasi, data intelijen yang akurat, dan kecepatan eksekusi yang sangat baik di lapangan.

3. Sisi Dampak Sosial dan Masa Depan Bangsa

Klaim bahwa 629,93 juta jiwa berhasil diselamatkan memang bersifat estimasi, tetapi secara simbolis sangat penting. Hal ini menunjukkan bahwa upaya penegakan hukum bukan semata-mata materi penindakan, melainkan juga berkontribusi terhadap keselamatan masyarakat dan generasi masa depan. Dalam konteks populasi nasional yang besar, angka ini menegaskan bahwa Polri menganggap ancaman narkoba sebagai masalah yang harus diatasi dengan intensif.

Tantangan ke Depan dan Komitmen Berkelanjutan

Tak dapat dipungkiri bahwa Kinerja Polri Pemberantasan Narkoba sejalan dengan arahan kebijakan nasional yang menempatkan narkoba sebagai “ancaman terbesar terhadap masa depan bangsa”. Presiden Prabowo Subianto mengingatkan bahwa pemberantasan narkoba harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Sikap ini direspons dengan baik oleh Polri yang menunjukkan keberanian mengambil tindakan besar, sekaligus transparansi dalam publikasi hasil operasional.

Tentu saja, apresiasi tidak berarti berpuas diri. Capaian besar ini harus dijadikan momentum untuk memperkuat strategi berikutnya: memutus alur pasokan, menghentikan permintaan, serta memperkuat fungsi rehabilitasi dan pencegahan di komunitas dan sekolah. Keberhasilan ini adalah bukti bahwa institusi penegak hukum kita telah bergerak secara serius, berani, dan sistematis dalam menghadapi ancaman narkoba.

(*Drw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *