Faktamedan.id, NASIONAL – Kinerja ekspor Tiongkok kembali menunjukkan pelemahan signifikan pada bulan Oktober 2025. Penurunan ini menandai kontraksi atau penurunan pertama yang tercatat sejak Maret 2024. Kontraksi terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian akibat sengketa tarif yang berkepanjangan dengan Amerika Serikat (AS) serta tekanan ekonomi global yang semakin berat.
Data resmi yang dirilis oleh Bea Cukai Tiongkok pada Sabtu (8/11/2025) menunjukkan angka yang jelas mengenai Ekspor Tiongkok Kontraksi 2025 ini:
- Ekspor Tiongkok: Turun 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year), menjadi 305,3 miliar Dolar AS.
- Impor Tiongkok: Mengalami kenaikan tipis sebesar 1 persen menjadi 215,2 miliar Dolar AS.
- Surplus Perdagangan: Tercatat sebesar 90,07 miliar Dolar.
Angka bulan Oktober ini sangat kontras dengan kinerja kuat di bulan September, di mana ekspor sempat naik 8,3 persen. Kenaikan di bulan September diduga terjadi karena banyak perusahaan mempercepat pengiriman pesanan mereka untuk menghindari potensi kenaikan tarif baru dari AS.
Dampak Perang Dagang AS-China Terlihat Nyata
Penurunan paling tajam terlihat pada data perdagangan langsung dengan AS. Ekspor Tiongkok ke AS anjlok 25,2 persen pada Oktober dibandingkan tahun sebelumnya.
Tren negatif ini sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir:
- Juli: Penurunan 21,7 persen.
- Agustus: Penurunan 33,1 persen.
- September: Penurunan 27 persen.
Ketegangan perdagangan antara dua raksasa ekonomi ini kembali memanas setelah Beijing membatasi ekspor rare earth (unsur tanah jarang). Sebagai balasan, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif baru sebesar 100 persen untuk barang-barang Tiongkok mulai 1 November, serta melarang ekspor perangkat lunak penting ke negara itu.
Meskipun Trump dan Presiden Xi Jinping sempat bertemu di Busan, Korea Selatan, pada 30 Oktober dan menunjukkan sikap positif, keduanya dilaporkan belum mencapai kesepakatan dalam isu-isu ekonomi utama yang menjadi sumber ketegangan. Data ekspor Oktober ini menjadi bukti nyata Dampak Perang Dagang AS-China terhadap perekonomian riil.
(*Drw)
















