Faktamedan.id, LIFESTYLE – Menjaga rutinitas olahraga bukanlah hal yang mudah bagi banyak orang. Banyak yang memulai dengan semangat tinggi, tetapi justru berhenti di tengah jalan. Mengidentifikasi penghalang ini adalah kunci pertama menuju kesuksesan kebugaran.
Menurut Hadi Wijaya, Brand Specialist Technogym Indonesia, ada dua tantangan terbesar yang sering membuat seseorang gagal untuk konsisten olahraga. Tantangan ini mencakup aspek mental dan lingkungan.
“Yang menghalangi kita untuk termotivasi berolahraga secara konsisten, yang paling umum, adalah membandingkan diri kita dengan orang lain dalam satu cabang olahraga yang sama,” ungkap Hadi kepada Kompas.com di showroom Technogym, Jakarta Selatan, Selasa (30/9/2025).
Tantangan Mental: Berhenti Membandingkan Diri Sendiri
Tantangan terbesar pertama berkaitan dengan motivasi diri, yaitu kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain.
Saat seseorang menyukai jenis olahraga baru, mereka sering mencari kelompok atau teman. Tujuannya adalah untuk berbagi dan mendapatkan koneksi baru. Harapannya, koneksi baru ini membuat mereka lebih mudah mengeksplorasi dan semakin mencintai olahraga tersebut.
Namun, memiliki teman yang menyukai olahraga yang sama bisa menjadi bumerang. Ini terutama terjadi jika Anda memiliki kebiasaan membandingkan pencapaian. Hadi memberikan contoh konkret:
“Misalnya lagi suka lari. Terus ngobrol sama rekan kita, nanya pace mereka sudah berapa,” jelasnya.
Padahal, tujuan utama berolahraga seharusnya adalah untuk kesehatan dan kesenangan diri, bukan mencari kecepatan (pace) terbaik. Hadi mengingatkan bahwa setiap individu memiliki perbedaan mendasar. Perbedaan tersebut mencakup:
- Titik awal kebugaran.
- Kemampuan fisik.
- Tujuan utama saat berolahraga.
Jika Anda terlalu fokus pada pencapaian orang lain, motivasi bisa menurun drastis. Kebiasaan ini bahkan bisa berujung pada berhenti konsisten olahraga padahal tujuan awal belum tercapai.
Tantangan Lingkungan: Sulit Mencari Pola Makan Sehat
Selain masalah mental, faktor lingkungan juga menjadi penghalang besar. Lingkungan yang tidak mendukung pola makan sehat menjadi tantangan terbesar kedua.
“Kita sangat sulit untuk mencari makanan yang sehat karena banyak gorengan, makanan yang manis-manis, dan juga ada minuman manis,” kata Hadi.
Lingkungan makanan yang tidak mendukung bisa menurunkan motivasi seseorang dengan cepat. Pola pikir negatif yang muncul adalah: “Ah, ngapain olahraga kalau makannya masih berantakan.”
Selain merusak motivasi, pola makan yang tidak seimbang juga tidak mendukung aktivitas fisik yang optimal. Tubuh bisa mudah lelah ketika tidak menerima asupan nutrisi seimbang. Kelelahan yang berkelanjutan inilah yang membuat seseorang lambat laun menjadi malas untuk konsisten olahraga.
“Maka kita harus cerdas memilih nutrisi yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh,” tutur Hadi.
Kecerdasan nutrisi ini erat kaitannya dengan kemauan seseorang meluangkan waktu untuk belanja dan memasak sendiri. Ini adalah langkah penting, terutama jika makanan bergizi seimbang sulit didapatkan di luar rumah, untuk memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
(*Drw)
